Sei'ra

Sangking sering denger iklan ini di radio waktu di mobil sampe jadi kepingin makan dong.
Porsi dagingnya ga pelit, dagingnya juga empuk dan bumbunya berasa semua. Sayangnya too salty 😭...
Sambelnya juga boleh pilih ambil sepuasnya tapi juga sayang too salty 😭

Lagi di TA ada bazar makanan, pas muter2 liat ini. Keliatannya enak wangi2 gitu akhirnya gw beli yg nasi sayur plus dua daging.

Yg satu g pake daging babi sei sama samcan gitu
Satu lg babi sei sama samcan bawang.

Menurut gw bumbunya se enak tapi dagingnya kurang empuk dikit. Kl samcannya agak bayak minyaknya ya.

Kalo buat rasa tai mang enakkk beda dari yg laen.

Porsinya dikasinya juga banyak ga pelit. Apalagi sambeknya kan ada tiga macem bebas ambilnya ga dijatahin. Mantep deh pokonya.

Pertama kali tau makanan Sei disini, ternyata ini makanan daging diasap ala NTT. Bahkan staff nya hampir semua orang NTT juga. Tempatnya cukup besar dan nyaman. Ada nasi goreng juga, tapi semua menu menu babi yang cukup menarik bisa dicoba disini. Parkir didepan persis cukup banyak.

Saseu. Batter-fried pork. When the dish was served, I can't deny that I were totally dissapointed. It's just fried pork, not batter coated fried pork. To make it more depressing, there's no plating at all. Just the meat with 3 slices of cucumber.
People say 'ugly food tastes better'. So let's hope it's true. The texture of the pork was chewy. Too chewy actually. It's like something that will insult your teeth. You can't bite it off easily, you just can't. But strangely, the more you chew, the more you enjoy the flavor. Incredible earthy goodness. It's just the right pinch of salty, savoury and porky. Felt like eating junk food but still quite satisfying.

Ini sebenernya restoran baru buka di daerah Green Ville. Posisinya cukup startegis, mudah ditemukan. Ketika masuk green ville dari Jalan Panjang, ga jauh lagi akan nemuin resto ini di sebelah kanan jalan. Yang tau tsurukamedou ramen, ini sederetan dan beberapa resto sebelum tsurukamedou. 

Akhirnya memutuskan nyobain makan di sini karena liat beberapa teman mencicipi makan di sini dan dari foto keliatannya enak banget. Oya ini makanan khas NTT. Sampai semua pelayannya juga sepertinya orang-orang NTT. 

Sekitar jam 1 siang saya ke sini tapi restonya sangat lengang. Dari seluruh meja, hanya 1 yang terisi. Saya langsung dilayani, diberikan menu. Setelah liat liat menu akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada 2 menu, yaitu : 

1. Babi Panggang
Rupanya ini seporsi babi panggang yang dipotong kecil kecil dan disajikan dengan daun yang sepertinya adalah daun singkong yang dibumbuin. Bumbunya enak dan gurih. Babinya sendiri cukup empuk dan cukup untuk dimakan berdua. 

2. Bakut Sayur Asin
Seperti sayur asin pada umumnya. Berisi iga babi dengan sayur asinnya. Sayang yang ini agak mengecewakan. Asin dan asamnya ga berasa. Malah berasa nanggung. Kuahnya dibilang asam ya engga, dibilang asin juga engga. 

Dan dari tempat ini yang paling nyebelin adalah banyak lalat. Padahal di dalam resto tertutup loh. Paling jijiknya, minuman saya kemasukan lalat yang beterbangan di sekitar meja. Agak males mau komplain juga karena udah tau banyak lalat tapi ga ada action apa apa dari pihak resto.